Apakah pembaca blog ini ada yang main FPL atau Fantasy Premier League? Permainan football manager live gitu dan khusus untuk liga inggris. Liga lainnya di dunia juga jadi ikutan bikin sih, tapi gue gak join jadi gak tau seberapa banyak yang main.
FPL ini menghasilkan poin dari setiap pemain dan udah ada rulesnya. Pokoknya kita tinggal atur tim sendiri dan poinnya langsung berdasarkan dari pertandingan yang terjadi setiap pekan.
Gue udah join jadi manager dan setidaknya udah 6 musim main FPL dan musim ini jadi musim ke 7. Musim lalu jadi musim yang paling oke, karena gue dapet Overall Rank yang paling baik di posisi 23K.
Setelah 6 musim berlalu dan sekarang masuk ke musim ke 7, suasana jadi beda. Bosen dan jenuh, terlebih lagi beberapa alasan yang lain seakan untuk mengajak menyudahi bermain game ini.
Perasaan ini udah berlangsung paruh musim terakhir musim lalu, 20/21. Tapi saat itu gue berhasil untuk mengendalikan dan ternyata dapet hasil yang paling oke diantara musim sebelumnya.
Secara logika, tim yang gak serius diurus tentu poinnya bakal dikit, tapi hasilnya malah sebaliknya. Poin gue jadi paling baik diantara musim-musim sebelumnya.
Up and Down
Awal musim 20/21 semangat membara biar dapat peringkat yang lebih oke. Serius baca data, ngikutin para expert, atur lebih serius tim sendiri. Bikin podcast sama temen dan lainnya. Kalau gue nilai sih terlalu berlebihan apa yang gue lakukan dulu.
Karena berlebihan itu, setiap akhir pekan dan beres gameweek, hasil yang didapat bikin naik turun. Perasaannya berlebihan juga, kalau lagi poin bagus, senengnya berlebihan. Ketika lagi drop, ya beneran down, mikirin ranking yang turun dan lainnya.
Makin gencar lagi riset dan ngatur tim buat next gameweek. Ini berlangsung seterusnya seperti itu setiap pekan.
Waktu yang Terbatas
Harusnya gue sadar dengan waktu yang terbatas. Dan ini gak bikin gue kapok saat itu. Ketagihan bikin terlalu banyak waktu yang kebuang untuk atur squad yang seringnya gagal.
Jadi kalau gue pahamin yang kemarin gue lakukan adalah terlalu banyak analisis bikin kita semakin bingung ambil keputusan. Kebanyakan expert atau saran dari luar bikin kita terlalu lama ambil keputusan.
Nah ini bikin jadi sering salah ambil keputusan, setidaknya ini yang gue rasakan waktu itu. Jadi salah transfer pemain dan zonk akhirnya. Gue baru inget awal-awal musim sampai paruh musim itu terpuruk sih peringkat gue. Setelah wildcard dan mengurangi distraksi akhirnya peringkat membaik.
Tapi terlepas dari itu semua, waktu yang dipakai buat main game ini harus dipertanyakan sih. Apakah tepat menggunakan waktu yang terbatas ini buat main hal seperti ini?
Apa gak ada yang bisa kita lakukan dan punya impact yang lebih baik? Misal sekarang udah jadi kepala keluarga, masa iya demi main ini jadi ngurangin waktu sama keluarga.
Masa iya, main beginian bikin jadi gak fokus kerja, ngurangin waktu kerja alias korupsi. Padahal kan kerja yang bikin kita bisa makan atau minum kopi.
Masa iya, main beginian ngurangin waktu istirahat dan akhirnya bangun kesiangan bikin lupa sholat.
Harusnya waktu yang terbatas ini bisa dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih baik.
Hasilnya Cuma Apresiasi
Oke kalau kita melakukan sesuatu pasti ada tujuan walaupun sekedar iseng gitu ya. Kaya kerja kan ya biar dapet duit bisa nafkahin keluarga. Nah kalau main game ya tujuannya macam-macam, ada yang cuma iseng ngabisin waktu, ada juga yang emang mau ngejar sesuatu seperti uang.
Nah yang gue mainkan ini gak ada hasilnya, gak ada yang bisa subtitute waktu yang gue keluarkan. Mungkin diluar sana banyak juga yang ikut main liga dan ada hadiah yang lumayan. Tetapi kalau menurut gue ya susah juga buat menang liga.
Karena pasti ada pengorbanan yang harus dilakukan kalau mau menang juga. Ya kaya gue bilang sebelumnya, misal spend waktu lebih banyak yang berarti kalian mesti ngorbanin waktu yang lain. Belum lagi kalau pake tools yang berbayar buat lebih expert lagi. Tentu high risk high return.
Jadi ya paling cuma buang waktu aja untuk sekarang. Mungkin dulu gue merasakan senang tiap pekan dapet skor gede, kecil dan sebagainya. Tapi apa ya? Sekedar itu aja, menang hanya apresiasi dikenal dan terlihat dimata manajer lain.
Akhirnya Burnout
Yes, saat itu merasa burnout, fomo dan lelah ngikutin game ini. Pokoknya harus ada yang diubah cara mainnya, atau kalau memang gak bisa, berarti stop main game ini.
Paruh musim terakhir 20/21 lalu, gue mengubah cara bermain. Demi memanfaatkan waktu lebih baik untuk hal yang bermanfaat. Kurangin follow expert, efektif analisis, dan set & forget.
Itu strategi yang masih diterapkan sampe sekarang. Tapi perlahan hype nya naik lagi. Jiwa kompetisi gue mulai naik lagi dan gue merasa harus diredam sih. Jangan sampai kejadian lagi seperti musim sebelumnya.
Musim lalu sejatinya jadi musim terakhir dan pensiun. Tapi gak jadi, karena metode yang gue pakai setidaknya berhasil. Kurang waktu main tapi hasil optimal. Jadi gue tambah setahun lagi main beginian.
Setelah Extend Semusim Main FPL
Setelah main musim 21/22, performa sebenarnya gak terlalu signifikan. Kalau dilihat dari rank, penurunan banget sih, mungkin karena yang lain juga semakin bagus, semakin pinter main FPL ini. Atau bisa juga gue nya kurang bagus dalam strategi pick player.
Gue tetep merasa terlalu banyak waktu yang masih keambil paksa buat main game ini. Tetep ga bisa ambil keputusan cepat karena terlalu fomo, takut salah, dan poin jelek. Perasaan ini sepertinya yang gak perlu gue pikirin lagi kedepannya.
Dan cara satu-satunya adalah leave the game. Musim 21/22 jadi yang terakhir dari perjalanan 7 tahun main FPL. Harusnya tidak ada penyesalan sih, karena ini memang terbuang percuma.
Buat yang masih main FPL sampai sekarang dan merasa apa yang gue rasakan, sepertinya sudah waktunya untuk meninggalkan game tersebut. Dan coba ganti dengan kegiatan lainnya yang kalian suka.
Tapi kalau emang masih mau main, ya silahkan juga, cari pola terbaik kalian. Yang terpenting jangan menghabiskan waktu yang lainnya.
Baca artikel di guelagi.com aja contoh : Tips Pengaturan Suhu AC yang Benar Agar Listrik Tidak Membengkak lebih dapat manfaat kok.
#QuitFPL
Leave a Reply