Ketika kita hidup disuatu negara berarti kita juga harus tunduk dengan hukum yang berlaku di negara tersebut.
Apalagi di Indonesia, banyak aturan-aturan yang berlaku di negara ini sampai-sampai gue pun gak hafal saking banyaknya. Contohnya bayar pajak ini.
Tata cara bayar pajak ini gak sama seperti sedekah atau donasi yang tinggal transfer aja ke rekening penerima. Butuh ini itu, dokumen yang lengkap buat dilaporkan ke Ditjen Pajak.
Oleh karena itu, untuk pencatatan pembayaran pajak, kalian butuh yang namanya NPWP.
Dan di artikel ini, gue akan bahas tentang apa itu NPWP, kenapa kita harus punya, apa aja syarat membuat NPWP, dan juga cara membuat NPWP tersebut.
Untuk artikel ini, gue coba jabarkan membuat NPWP secara offline atau dengan mendatangi kantor pajak. Kalau kalian mau secara online, kalian bisa kunjungi website ditjen pajak.
Pilihannya kalau kalian butuh cepet NPWP ini maka lebih baik langsung datang ke kantor pajak karena 1 jam pun selesai. Tapi kalau kalian lagi merantau, mungkin secara online aja buatnya.
Daftar Isi
NPWP Adalah..
Singkatan dari Nomor Pokok Wajib Pajak. Jadi NPWP itu adalah kumpulan nomor yang menjadi identitas si wajib pajak. Siapa wajib pajak itu? Ya kita-kita ini yang punya penghasilan.
Jadi penghasilan yang kita dapatkan bakal dipotong pajak untuk negara. Bukan hanya kita yang jadi karyawan perusahaan, tapi juga perusahaan di Indonesia juga harus bayar pajak.
Oleh karena itu NPWP ini juga wajib dimiliki baik individu maupun perusahaan.
Sebenernya membuat NPWP itu hanya sekedar meminta nomor identitas pajak. Namun biar terasa effortnya pemerintah mencetak nomor tersebut pada sebuah kartu.
Dan kartu ini pun tidak terlalu penting menurut gue, bahkan hanya memenuhi slot kartu di dompet saja. Makanya gue simpen aja di lemari. Karena kebanyakan cuma butuh foto scan dan foto copy nya saja.
Lihat saja, gambar diatas. Data yang penting hanyalah nomor nya saja, identitas yang tersedia pun udah ada di KTP kita. Sekedar duplikasi saja.
Alasan Harus Punya NPWP
Karena NPWP itu nomor identitas, punya NPWP biar pembayaran pajak kita dicatat oleh pihak yang berkuasa yaitu Ditjen Pajak.
Setiap penghasilan yang kita dapat kan langsung terpotong untuk pajak tuh, nah biar ada catatan kalau kita taat pajak, makanya butuh nomor NPWP biar lebih mudah pengecekannya.
Berasa dipalak negara gitu ya. Penghasilan kita cari susah payah, eh negara tinggal ambil aja.
Biasanya NPWP juga dibutuhkan ketika kalian ingin membuka rekening baru di Bank. Karena Bank kan juga potong tabungan kita untuk pajak. Jadi kalau ada rencana mau buka rekening, pastikan kalian punya NPWP ya.
Bagi perusahaan juga butuh NPWP ini. Selain untuk pajak pendapatan perusahaan tersebut, juga sebagai pembayar pajak untuk karyawannya.
Syarat Membuat NPWP
Masuk ke sesi yang penting dari artikel ini. Sebelum kalian meluncur ke kantor pajak untuk buat NPWP, ada baiknya kalian tahu dulu syarat-syarat untuk mendapatkan NPWP ini.
Jangan sampai udah sampai sana, kalian malah disuruh pulang. Padahal udah ambil cuti, pulang jauh-jauh ke kampung halaman, ngantri lama, tapi gak dapet kartunya.
Oke, jadi apa aja syarat membuat NPWP ini.
1. Penghasilan Diatas PTKP
Sebelum ribet menyiapkan dokumen-dokumen yang harus dibawa nanti ke kantor pajak, kalian hitung dulu penghasilan yang kalian dapatkan. Terutama buat kalian yang punya usaha atau freelance.
Hitung dulu apakah penghasilan kalian melebihi batas PTKP yang sudah ditetapkan Ditjen Pajak. PTKP adalah singkatan dari Pendapatan Tidak Kena Pajak. Batas PTKP yang berlaku saat ini adalah sebesar
Rp 4.500.000/bulan atau Rp 54.000.000/tahun
Jadi kalau penghasilan kalian masih dibawah batas PTKP tersebut, jangan ke kantor pajak buat daftar NPWP ini. Nanti malah disuruh pulang sama petugasnya.
Ada kasus dimana gaji yang diterima dibawah PTKP tapi tetep diminta NPWP sama perusahaan tempat kalian kerja, berarti sebenarnya gaji kalian diatas PTKP tuh. Coba dipastikan lagi ke HR.
Kasus lainnya yang sering yaitu buat NPWP karena baru diterima kerja. Biasanya kasus gini dialamin sama fresh graduate.
Gue pernah ngalamin hal ini dan diminta petugasnya untuk buat surat keterangan kerja. Jadi kalau kalian tetep harus menyertakan NPWP ketika diterima kerja nanti, minta recruiter tersebut untuk buatkan surat keterangan kerja dulu.
Kalau sudah ada, baru meluncur ke kantor pajak. Atau kalian juga bisa minta kompensasi untuk NPWP nanti aja sambil jalan kerja.
2. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Kalau gaji atau pendapatan kalian sudah diatas batas PTKP bahkan mungkin jauh diatas, jangan lupa bersyukur dan ucapkan Alhamdulillah. 😊
Nah syarat selanjutnya dan terpenting adalah KTP atau Kartu Tanda Penduduk. Karena data lengkap kita ada di kartu sakti tersebut.
Untuk membuat NPWP dibutuhkan KTP elektronik nih. Kalau kalian belum punya e-KTP berarti harus buat dulu ke Disdukcapil daerah asal kalian.
KTP lama yang berbentuk kertas (biasanya dilaminating) tidak diterima.
Tapi sekarang lagi dikorupsi ya? Ya namanya juga hidup di Indonesia. Yang sabar ya.
Solusinya, kalian bisa pakai KTP sementara yang bisa kalian ajukan lewat Kecamatan atau kalau mau lebih cepat melalui Disdukcapil.
Caranya mudah kok,
- Bawa fotocopy Kartu Keluarga (KK), bawa aslinya juga buat jaga-jaga
- Bawa foto berwarna 3×4 minimal 3 lembar
- Meluncur ke Disdukcapil bagian Perekaman
- Tunggu paling lama 2 hari kerja
Surat keterangan sementara itu berlaku selama 6 bulan yang bisa kalian pakai dimanapun yang butuh e-KTP seperti saat bermasalah dengan Bank, Pajak kendaraan dan lainnya.
Baca Juga : Bayar Pajak Kendaraan via Samsat Online
Nah selain bawa KTP asli, kalian juga harus siapkan fotocopy nya. Minimal 2 lembar, lebih banyak juga bagus, lumayan buat cadangan nanti kalau tiba-tiba rusak, ancur kena air.
3. Formulir Pendaftaran NPWP
Selain KTP, ada formulir tentang sumber penghasilan kalian yang harus diisi lebih dahulu sebelum menuju loket pendaftaran NPWP.
Lumayan banyak, tapi mudah-mudahan gak ngabisin waktu buat ngisinya. Isinya seperti data diri, data tempat kerja kalian, gaji kalian, dan info lainnya.
Tenang, formulir ini sudah disediakan di kantor pajak tempat kalian buat NPWP. Semacam isi form kalau mau nabung lewat teller di Bank.
Kalian bisa isi form ini di TKP sambil nunggu antrian. Buat yang penasaran isi form ini, kalian bisa lihat disini. Form ini juga bisa kalian cetak sendiri. Tapi kalau males ya isi aja di TKP.
4. Surat Keterangan Usaha (SKU) *Opsional
Kalau kalian ingin buat NPWP untuk perusahaan kalian ada dokumen tambahan yang harus kalian bawa yaitu Surat Keterangan Usaha atau disebut SKU.
Ini berlaku buat kalian yang dapat penghasilan dari hasil usaha, walaupun sekedar warung kopi. Biasanya yang baru bangun usaha UMKM.
Nah kalian bisa buat surat keterangan usaha ini di kelurahan domisili kalian. Isinya berupa data pemilik, nama usaha, alamat usaha dan sebagainya.
Ada biayanya gak ya? Ya mungkin ada buat administrasi. Siapin uang aja sekitar 20-50ribu. Nanti juga diminta petugasnya.
5. Surat Domisili Daerah *Opsional
Yang sering dipertanyakan juga ialah bagaimana buat NPWP di daerah rantau. Apalagi Jakarta ini banyak perantau dari daerah.
Ketika sudah lama tinggal di Jakarta, tapi KTP masih alamat asalnya di daerah lain, pas mau buat NPWP pasti ditanyakan oleh petugas.
Karena buat NPWP secara offline ini sudah ada ada wilayah kuasanya, tidak bisa asal kantor pajak terdekat. Sekarang masing-masing daerah sudah ada kantor pajaknya sendiri.
Nah buat kalian yang perantau butuh surat keterangan domisili yang bisa dibuat di Kelurahan atau RT/RW. Minta pak RT buatkan keterangan kalau kalian termasuk warga daerah tersebut.
Jangan lupa siapkan uang (capek) administrasi untuk buat surat ini ya. Gapapa lah kalian pulang dulu kerumah. Mungkin juga udah lama gak balik ke kampung halaman. Sekalian ketemu orang tua buat yang masih ada.
6. Surat Keterangan Kerja (SKK) *Opsional
Nah ini dokumen terakhir sebagai syarat kalian untuk membuat NPWP langsung di kantor pajak.
Sebelumnya di poin 1 gue udah jelasin kalau kalian masih fresh graduate minta toleransi ke recruiter atau HR untuk ngasih NPWP setelah lulus probation.
Atau kalian minta mereka untuk membuatkan Surat Keterangan Kerja untuk syarat tambahan buat NPWP. Nah disini nih kadang mereka gak mau buatin. Gak mau peduli gitu biasanya. Tapi mereka sendiri yang butuh.
Buat kalian yang males nunggu HR yang lama gerak, kalian bisa buat sendiri. Untuk templatenya bisa kalian unduh disini. Kebetulan dulu pernah buat juga, jadi bisa kalian buat sendiri lalu minta tandatangan atasan kalian.
Cara Membuat NPWP di Kantor Pajak Pratama
Setelah kalian tahu semua syarat-syarat membuat NPWP diatas. Gue mau kasih tau caranya buat NPWP di kantor pajak.
Keuntungan kalian cetak di kantor pajak langsung adalah lebih cepet dapet nomor dan kartu NPWP itu dibanding via online.
Lewat online terkadang lama jadinya. Kita juga gak tahu progressnya sudah sampai mana. Bahkan sering juga di skip dan terpaksa input ulang.
Jadi kalau emang pengen lebih cepat dapetin tuh NPWP, saran gue ya mending langsung ke kantor pajak daerah kalian. Tapi kalau kondisinya tidak memungkinkan, ya silahkan buat online.
Kalian bisa akses di halaman milik ditjen pajak disini.
Oke, jadi alur buat NPWP di kantor pajak itu gak terlalu ribet. Tenang aja, kalian bisa sendiri kok. Gue aja bisa.
1. Niat
Apapun yang pengen kalian lakukan, jangan lupa sama yang namanya niat. Wih ini penting nih, kalau gak pake niat bisa-bisa nanti gak dijabah sama Maha Kuasa.
Kalau kalian gak niat, pasti banyak godaan. Nanti baru dateng trus ngantri 20 orang langsung males, abis itu cabut. Akhirnya gak dapet deh NPWP nya, balik lagi besoknya.
Kalau gitu kan ngabisin waktu. Jadi kalau emang pengen buat NPWP apalagi kebutuhan kan, daripada gak dapet gaji jadi mending jalanin apapun resikonya.
2. Siapkan Dokumen Pendaftaran
Sebelum jauh-jauh meluncur ke kantor pajak daerah kalian, ada baiknya cek kelengkapan perang dulu. Apalagi yang jauh pulang ke kampung halaman trus ketinggalan KTP di kosan.
Bawa dokumen yang kiranya dibutuhkan. Kalau emang cukup dengan KTP dan fotocopy nya ya bawa itu aja. Kalo emang baru kerja pertama kali ya ada baiknya siapin SKK biar nanti gak disuruh pulang.
Bawa salinan KTP nya juga jangan pelit. Bawa aja minimal 5 lembar. Tapi biasanya 2 lembar juga cukup. Ya kalau rusak kan punya cadangan.
Buat yang pake KTP sementara juga jangan lupa bawa asli dan salinannya. Disimpan baik-baik didalam map gitu. Dibungkus plastik kalau nanti tiba-tiba keujanan.
Satu lagi, jangan lupa bawa Pulpen. Benda yang penting tuh, karena belum tentu disana ada pulpen yang bener.
3. Berangkat Menuju Kantor Pajak
Setelah dokumen kalian siapkan, jangan langsung keluar rumah. Cari tahu dulu dimana kantor pajaknya.
Kantor pajak untuk membuat NPWP ini namanya Kantor Pajak Pratama atau biasa disingkat KPP. Nah KPP ini udah ada hampir disetiap kecamatan. Jadi sebelum keluar rumah, buka google dulu trus ketik KPP [kecamatan kalian].
Pada kasus kali ini gue mengambil daerah gue sendiri yaitu Kecamatan Pondok Gede yang ada di (planet) Bekasi.
KPP Pondok Gede terletak di Gedung M-Gold Tower di lantai UG/5 di Jalan KH.Noer Ali. Gedung nya ini disamping Mal Grand Metropolitan.
[su_gmap address=”M-Gold Tower Bekasi”]
Nah KPP Pondok Gede ini juga berlaku untuk Kecamatan Jatisampurna, Jatiasih, dan Pondok Melati.
Selain itu buat kalian yang di Bekasi bagian lain bisa datang ke KPP dibawah ini.
KPP Bekasi Utara
Kecamatan : Bekasi Utara dan Bekasi Timur
Alamat : Jalan Sersan Awan No. 407, Margahayu, Bekasi 17113 (021- 8808059, 8800253 021- 8802525)
KPP Bekasi Barat
Kecamatan : Bekasi Barat dan Medan Satria
Alamat : M GOLD TOWER, Jalan KH Noer Alie LT.UG 9-10, Bekasi 17148 (021- 28087160, 28087161, 28087162 021- 28087163)
KPP Bekasi Selatan
Kecamatan : Bekasi Selatan, Bantar Gebang, Rawa Lumbu, dan Mustika Jaya.
Alamat : Jalan Cut Meutia No. 125, Margahayu, Bekasi Timur, Bekasi 17113 (021- 88346441, 88346418 021- 88351002)
Buat diluar wilayah Bekasi bisa kalian cari di Google. Kalaupun google gak tau, kalian bisa telpon kantor pajak di 1500 200.
[su_box title=”Tips” box_color=”#e81460″]
Berangkat sepagi mungkin yang kalian bisa. Karena kantor pajak buka jam 8 kaya kantor pemerintahan yang lain. Jadi datanglah sebelum jam 8. Tutupnya jam 4 sore. Berangkat pagi biar antrinya gak terlalu lama.[/su_box]
4. Ambil Nomor Antrian
Kalau kalian udah sampai di KPP tujuan, jangan langsung duduk nunggu antrian, tapi kalian ambil dulu nomor antrian via mesin.
Biasanya ada mesin antrian disamping pintu, atau bisa juga ada petugasnya yang nungguin. Biasanya petugas bakal lihat KTP kalian buat mastiin kalo kalian datang ke KPP yang benar.
Biasanya juga petugas minta fotocopy KTP yang kalian bawa. Abis itu dapet deh nomor antriannya. Jangan lupa perhatiin dimana loketnya nanti. Kalau bingung tanya petugas tadi.
Kalau KPP Pondok Gede ini ada dua loket yang bisa ngelayanin pembuatan NPWP pribadi.
5. Isi Formulir dan Tunggu Dipanggil
Buat yang belum ngeprint formulir pendaftaran, kalian bisa ngisi disana. Kalian bisa dapetin formulir dari petugas yang jaga antrian atau ngambil di tempat lain disekitar tempat duduk antrian.
Isi deh formulir itu bener-bener, jangan asal-asalan. Bahaya nanti bisa-bisa ditolak sama petugas loket. Isinya juga jangan kelamaan. Apalagi kalau kalian antrian pertama.
Nanti loket bakal manggil, kalian siapkan formulir tadi dan KTP asli. Kalau ditanya-tanya ya jawab ya, jangan diem aja.
Tunggu beberapa menit petugas input data, dan NPWP tercetak deh langsung. Tapi ada kasus juga dimana KPP keabisan kartu jadinya kalian Cuma dikasih kertas cetakan NPWP.
NPWP aslinya bakal dikirim ke alamat kalian suatu saat nanti, kalau dia inget. Ada kasus yang gak nyampe-nyampe. Tapi pake aja yang dicetak itu.
6. Keluar dari Kantor Pajak
Ini ngerti lah ya. Kalau udah beres ya pulang atuh. Keluar dari situ. Mau ngapain juga disana? Mau nunggu petugas yang cantik? Ya kalo ada. Kemaren sih gue petugasnya cowok.
Simpan NPWP kalian. Kalau bisa langsung difoto. Biar nanti kalau diminta HR bisa tinggal email atau whatsapp.
Baca Juga : Kado Terbaik Untuk Pasangan
Itulah syarat membuat NPWP beserta alur untuk membuatnya di kantor pajak. Apa yang gue sampaikan diatas adalah pengalaman dan juga informasi tambahan yang gue dapet.
Pajak memang terkesan ribet tapi bener. Bahkan dalam agama islam pun pajak ini diharamkan. Ya masa penghasilan yang susah payah kita dapetin, main diambil aja sama negara.
Islam boleh bayar pajak namun bukan keharusan atau gak dipaksa. Yang harus dibayar itu zakat.
Tapi mau gimana lagi kan ya. Hidupnya di negara ini, dan negara juga butuh pemasukan. Jadi anggap saja pajak yang kita bayar ini sebagai sedekah buat negara.
Walaupun sedih kalau duit yang kita bayar ini suka dipakai buat hal yang gak berguna sama pemerintah, bahkan dikorupsi.
Coba bayangkan, Pajak ini membantu pendapatan negara sampe 30% yang biasanya memenuhi APBN. Terus APBN ini siapa yang pakai? Ya semua instansi pemerintah. Tau sendiri pemerintah pake duitnya buat apa aja.
Jadi anggep aja sedekah buat negara ya. Niatnya buat bantu bikin jalan, bikin jembatan, bantu infrastruktur lainnya. Kalau diselewengkan sama pemerintah ya biarin aja dosanya mereka.
Oke sekian dulu tips dari gue. Kalian bisa baca tips lainnya di menu #TipsLagi. Kalau ada salah dan saran sampaikan aja langsung ya. Mau lewat komentar, email ataupun sosial media.
Jangan lupa share kalau artikel ini bermanfaat ya 😊
[Tweet “Bikin NPWP bro biar negara ini maju, ya yang penting gak dikorup aja ya”]
Leave a Reply